Bukan Humaira ku
Sejak tujuh tahun lalu
Kesinggahanmu pada malamku
Renyah tawamu seperti candu
Hujan kalimat rindu basuh lelahku
Kita saling menemani lalui banyak kisah
Aku sedikit dibelakangmu yang mulai dewasa
Aku tau segala cerita, kau hantar dengan air mata
Aku memenangkan hatimu dari musisi gondrong kota sebelah
Pernah satu malam aku kisahkan padamu
Tentang suami Aisyah itu
Tentang bagaimana ia terlelap didepan pintu
Tentang bagaimana ia minum air asin demi menjaga hati perindu
Aku sempat ungkapkan kelak izinkan aku
Menyimpan nomormu dengan nama kontak "Humaira ku"
Kau tertawa kecil dan tersipu
Yaa.. malam empat tahun lalu
Tapi kenyataan nya dua tahun lalu
Segala asa yang terbangun indah
Segala mimpi yang berkali-kali aku ralat
Sirna dihempas gelombang yang tak mampu kuredam
Kenyataan memaksa aku merelakan
Setidaknya aku sempat menjagamu dengan lisan dan hatiku
Hingga aku menulis lagi tentangmu kini
Bagai enggan ku ungkap bahwa kau bukan Humaira ku.
Jakarta, ketika hujan menumbuhkan rindu.
Komentar
Posting Komentar