Cahaya Senja
Senja Jakartaku kuning lagi
Pohon-pohon hijau lagi
Aku yang kemarin melihat lembayung lewat pantulan sisa hujan
Kini menutup pelipis dan dahi yang dicumbu sinar
Semuanya temporer, yang abadi hanya cahayaNya
Dia Yang menguningkan, Dia pula Yang menghijaukan
Dia Yang memisahkan, Dia juga Yang menyatukan
Dia Yang menciptakan mata nyamuk,
Dia juga Yang menciptakan matahari
Yaa 'Aliim siapakah aku ini, yang tidak mengerti apa-apa
Yaa Jabbar, lantas siapakah aku ini yang tidak bisa apa-apa
Ranting kering tiba-tiba patah
Tidak ada pelatuk bawang diatasnya, patah begitu saja
Kelak Kau tumbuhkan ranting baru yang lebih kuat
Takkan jatuh meski dikoyak topan
Awalnya aku ingin menulis tentang cinta
Tentang keindahan dia dipikiranku
yang entah apakah nantinya menjadi wanitaku,
yang tak mampu aku lisankan
Namun cahaya senjaMu.. menuntun aku
Kepada Pemilik cinta hakiki yang sejauh ini aku lupa.
aR_130317
Komentar
Posting Komentar