Di Hari Ulang Tahunku
Ulang tahun bagiku biasa saja..
Sebiasa aku mencium tangan Ibu sebelum berangkat kerja
Sebiasa aku minum kopi setelah makan..
Mungkin bagi kamu itu adalah hari istimewa
Atau setidaknya harus ada perayaan, kue dan hadiah..
Karena mungkin kamu merasa itu adalah hari pertama kali
Kamu melihat berbagai warna.. cahaya, mungkin Bunda
Tapi entah mengapa aku tidak pedulikan itu semua
Aku hanya mengingat tanggal bulan dan tahun
Yang Ibu ceritakan kalau saat itu aku dilahirkan
Aku tak pernah berpikir untuk merayakan hari lahirku..
Tak pernah berharap akan ada hadiah dari siapapun untukku..
Juga tak pernah berdo’a di depan kue yang menyala..
Sebelum aku padamkan api kecil diatas angka usiaku itu
Yang aku tau.. setiap bertambahnya umurku
Maka berkuranglah masa hidupku.. satu demi satu
Kalau hanya umur yang bertambah.. tapi aku tetap
Tidak bisa merubah kehidupanku dan kehidupan
Orang-orang yang aku cintai itu menjadi lebih baik..
Apa masih perlu ada perayaan ?
Lalu apa yang mau dirayakan ?
Yaa… karena apa ?
Sekedar bertambahnya umurku ,
dan semakin aku cepat menuju kematian..
Iya.. untuk apa perayaan itu ?
Ungkapan syukur bahwa Tuhan sangat baik padaku..
Karena masih memberiku kesempatan hidup,
Kesempatan berbuat dosa..
Kalau untuk sekedar ungkapan rasa syukur..
Mestinya tidak setahun sekali
Tapi setiap kali aku menghela nafas
Agar ketika nafasku terhenti pada helaan ke seribu..
Aku sudah bersyukur pada helaan nafas ke
Sembilan ratus sembilan puluh Sembilan.
Kamu… jangan mengajariku
Bagaimana aku harus menyikapi hari ini
Karena aku tau apa yang ingin dan akan kulakukan
Aku ingin duduk saja di pemakaman keluargaku
Disana ada kakek dan nenekku.. ada keponakanku..
Ada juga suami dari adik dan kakak Ibuku.
Aku ingin menikmati senja diantara nisan-nisan itu
Aku ingin merenung menanyakan banyak hal
Pada Sang Pemilik Nyawa ini..
Aku ingin berdo’a dalam keadaan se manusianya aku
Biarkan aku disana hingga gelap menjemput senja
Aku akan pergi sesaat setelah lembayung menghilang
Yaa.. tentunya setelah hatiku puas bercerita
Dan menjabarkan keinginan nya pada Dia.
Lalu aku akan pulang kerumah.. rumah Ibu
Dan menunggu Dia menjawab semua do’aku
Dengan cara Nya..
Cara yang indah.. yang mungkin tak ku duga.
Sebiasa aku mencium tangan Ibu sebelum berangkat kerja
Sebiasa aku minum kopi setelah makan..
Mungkin bagi kamu itu adalah hari istimewa
Atau setidaknya harus ada perayaan, kue dan hadiah..
Karena mungkin kamu merasa itu adalah hari pertama kali
Kamu melihat berbagai warna.. cahaya, mungkin Bunda
Tapi entah mengapa aku tidak pedulikan itu semua
Aku hanya mengingat tanggal bulan dan tahun
Yang Ibu ceritakan kalau saat itu aku dilahirkan
Aku tak pernah berpikir untuk merayakan hari lahirku..
Tak pernah berharap akan ada hadiah dari siapapun untukku..
Juga tak pernah berdo’a di depan kue yang menyala..
Sebelum aku padamkan api kecil diatas angka usiaku itu
Yang aku tau.. setiap bertambahnya umurku
Maka berkuranglah masa hidupku.. satu demi satu
Kalau hanya umur yang bertambah.. tapi aku tetap
Tidak bisa merubah kehidupanku dan kehidupan
Orang-orang yang aku cintai itu menjadi lebih baik..
Apa masih perlu ada perayaan ?
Lalu apa yang mau dirayakan ?
Yaa… karena apa ?
Sekedar bertambahnya umurku ,
dan semakin aku cepat menuju kematian..
Iya.. untuk apa perayaan itu ?
Ungkapan syukur bahwa Tuhan sangat baik padaku..
Karena masih memberiku kesempatan hidup,
Kesempatan berbuat dosa..
Kalau untuk sekedar ungkapan rasa syukur..
Mestinya tidak setahun sekali
Tapi setiap kali aku menghela nafas
Agar ketika nafasku terhenti pada helaan ke seribu..
Aku sudah bersyukur pada helaan nafas ke
Sembilan ratus sembilan puluh Sembilan.
Kamu… jangan mengajariku
Bagaimana aku harus menyikapi hari ini
Karena aku tau apa yang ingin dan akan kulakukan
Aku ingin duduk saja di pemakaman keluargaku
Disana ada kakek dan nenekku.. ada keponakanku..
Ada juga suami dari adik dan kakak Ibuku.
Aku ingin menikmati senja diantara nisan-nisan itu
Aku ingin merenung menanyakan banyak hal
Pada Sang Pemilik Nyawa ini..
Aku ingin berdo’a dalam keadaan se manusianya aku
Biarkan aku disana hingga gelap menjemput senja
Aku akan pergi sesaat setelah lembayung menghilang
Yaa.. tentunya setelah hatiku puas bercerita
Dan menjabarkan keinginan nya pada Dia.
Lalu aku akan pulang kerumah.. rumah Ibu
Dan menunggu Dia menjawab semua do’aku
Dengan cara Nya..
Cara yang indah.. yang mungkin tak ku duga.
Komentar
Posting Komentar